PENDIDIKAN VOKASI JEMBATANI INDUSTRI
WAPRES RI M.JUSUF KALLA |
UNCLEOWOB.COM - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK)
mengatakan kerja sama pendidikan vokasi antara sekolah dengan industri
merupakan jalan tengah yang menjembatani kebutuhan industri akan tersedianya
tenaga kerja terampil dan anak muda yang memerlukan lapangan kerja.
"Kerja sama
pendidikan vokasi ini merupakan jalan tengah dari dua kepentingan, yakni dunia
industri yang membutuhkan tenaga kerja terampil dan anak-anak muda yang
membutuhkan lapangan kerja," kata Wapres Kalla saat peluncuran Program
Pendidikan Vokasi di Kawasan Industri Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa.
Wapres menjelaskan
bahwa tanpa kerja sama, maka akan menyulitkan industri sendiri, selain juga
akan menyusahkan anak muda. yang mau bekerja.
"Jadi, para
pengusaha, di sini bukan belas kasihan. Ini adalah investasi untuk Anda,"
kata Wapres.
Menurut Wapres JK,
pemerintah hanya menjembatani dengan memberikan pendidikan dasar, sedangkan
pelaku industri membutuhkan tenaga kerja trampil.
"Karena itu,
dengan kerjasama pendidikan vokasi ini keduanya memiliki keuntungan. Industri memerlukan
tenaga terampil, sementara anak-anak muda membutuhkan lapangan pekerjaan,"
kata Wapres.
Wapres pun menegaskan
bahwa kerja sama pendidikan vokasi ini sebenarnya justru investasi paling murah
bagi industri.
"Kerja sama ini
merupakan investasi yang baik, karena akan terjamin kebutuhan lapangan kerja di
kemudian hari," demikian Wapres Kalla.
Ikut hadir dalam acara
tersebut, antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri
Pendidikan Nasional Muhadjir Effendi dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Wapres Saat Mengunjungi PT DPS |
Sementara, Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) mulai menjalankan program pendidikan vokasi industri
bagi siswa dan guru sekolah menengah kejuruan (SMK). Program ini ditargetkan
memberikan fasilitas praktik kerja industri bagi 845 ribu siswa SMK hingga tahun
2019.
Peluncuran program
pendidikan vokasi industri berlangsung di pabrik alas kaki PT Dwi Prima
Sentosa, Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Selasa (28/2/2017).
Peluncuran program ini dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istri Mufidah
Jusuf Kalla, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto, Gubernur Jatim Soekarwo, para walikota dan bupati di Jatim, para
pimpinan perusahaan industri dan kepala SMK.
"Sekarang SDM
industri sudah masuk katergori demand driven, permintaan dari dunia usaha makin
lama makin besar. Untuk itu diperlukan program strategis untuk memastikan
industri Indonesia makin menyerap tenaga kerja," kata Airlangga.
Oleh sebab itu, lanjut
Airlangga, Kemenperin meluncurkan program pendidikan vokasi industri. Menurut
dia, program ini merupakan implementasi Inpres No 9 Tahun 2016 tentang
revitalisasi SMK dalam menungkatkan kualitas dan daya saing SDM Indonesia.
"Tugas Kemenperin
meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha, memberi akses lebih luas bagi siswa
SMK untuk melakukan praktik kerja lapangan dan program magang industri bagi
guru SMK," ujarnya.
Peluncuran program
pendidikan vokasi industri ini juga ditandai dengan penandatanganan nota
kesepahaman 5 menteri, yakni Menperin, Mendikbud, Menriset Dikti, Menaker, dan
Menteri BUMN. Sebagai tahap awal, kata Airlangga, program ini diterapkan di
Jatim yang melibatkan 49 perusahaan industri dan 214 SMK.
"Selanjutnya
secara bertahap diluncurkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI
Jakarta, dan Banten. Target kami sampai 2019, menyentuh 1.775 SMK meliputi
845.000 siswa kerja sama dengan 355 perusahaan industri," terangnya.
Sebagai kelanjutan
program pendidikan vokasi industri ini, kata Airlangga, akan dilakukan
penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan industri, penyediaan
workshop, laboratorium dan teaching factory untuk praktik kerja industri siswa
dan magang industri bagi guru SMK. Selain itu, akan dilakukan penyediaan
instruktur dan silver expert dari industri, pembangunan infrastruktur
kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat perusahaan industri kepada siswa
SMK.
"Dalam kesempatan
ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama dengan Kemenristek Dikti tentang
penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi di luar kampus utama bekerjasama
dengan industri. Program tambahan ini untuk menambah kompetensi lulusan SMK
selama setahun setara dengan D1," cetusnya.
Pak De Karwo Mendampingi Wapres M. Jusuf Kalla |
Tak hanya itu, tambah
Airlangga, upaya peningkatan SDM juga melalui program diklat dengan sistem 3 in
1 (pelatihan sertifikasi kompetensi penempatan kerja). Tahun ini ditargetkan 22
ribu orang mengikuti program tersebut. Sementara tahun 2017 ditargetkan
menyentuh 162 ribu orang.
Pada pembukaan diklat
pertama hari ini, diikuti 300 orang. Terdiri dari operator mesin industri
garmen 80 orang akan ditempatkan di PT Sritex Sukoharjo, diklat elektronika 50
orang akan ditempatkan di PT Yamaha Electronics Manufacturing Pasuruan, diklat
alas kaki 100 orang akan ditempatkan di PT Dwi Prima Sentosa di Ngawi, diklat
welding galangan kapal 70 orang PT PAL, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT
Adiluhung, PT Lamongan Marine Industry, dan PT Komatsu Indonesia.
"Sejak 2014,
sudah ada 483 peserta diklat welding galangan kapal, mereka dikirim ke Jepang
61 orang untuk magang 3 tahun di Mitsui Engineering Shipbuilding," tandasnya.
Sementara Gubernur
Soekarwo menyambut baik peluncuran pendidikan vokasi industri di Jatim. Sebagai
provinsi dengan 30% merupakan kawasan industri, pejabat yang akrab disapa Pakde
Karwo ini berharap ada peningkatan kualitas tenaga kerja.
"Tahun 2017,
pelatihan kerja 28.000 angkatan kerja, 27.060 di UPT Pelatihan Kerja Jatim dan
BLK Kabupaten dan kota, 60 orang pelatihan yang bekerjasama dg TNI AL,
pemagangan 8.080 orang dengan dunia industri. Pengusahaa setuju untuk ditambah
lagi," terang Airlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar